Rabu, 20 Mei 2015

Pantai Selatan Kecamatan Ile Bura














·        Pantai Lewo Awang
“Busa Putih Yang Tak Henti Bercerita”
 SABTU, 16 Mei 2015, jarum jam di tangan menunjukan pukul 10 wita, Komunitas Wisata Menulis (KWM) Kabupaten Flotim yang didalamnya merupakan kumpulan sebagian jurnalis, penulis, bloger, dan facebookers, menelusuri wilayah Pantai Selatan Kecamatan Ile Bura. Komunitas Wisata Menulis digagas dan dimotori Wentho Eliando (Wartawan Flores Pos) yang selama ini bertugas meliput di wilayah Kabupaten Flotim.
Penelusuran di wilayah yang berada di Pantai Selatan KWM Flotim itu dimulai dari pertigaan jalan negara Trans Larantuka tepatnya di Nobo, Kecamatan Ile Bura menuju Boru, Kecamatan Wulanggitang. Pantai selatan sepanjang kawasan Nobo hingga Pantai Oa, menyimpan alam pantai yang indah dan eksotika. Salah satunya adalah kawasan pantai dengan gelombang tinggi bertingkat disertai deburan ombak bergulung-gulung memecah menyelinap dicelah bebatuan pesisir pantai yang asri berada di Desa Lewo Awang.
Pantai Lewo Awang, berjarak sekitar 45 Kilo Meter (KM) dari Kota Larantuka dan atau 13 KM arah timur Boru. Desiran ombaknya memukul keperkasaan batu yang tersusun rapi di bibir pantai. Keindahan tanpa jamahan tangan manusia. Belum lagi mata ini dimanjakan dengan pemandangan laut lepas yang luas berdampingan dengan ujung daratan Pulau Solor dan ditemani onggokan pulau-pulau di sekitarnya, yakni Pulau Kambing, Pulau Suanggi Pulau Kecil dan Pulau Besar. Sedang bebatuan di pinggiran pantai tergeletak seadanya menghiasai bentangan pasir. Ombak yang bergulung tak mau berhenti bercerita. Gulungan busa putih, berlomba berkejaran menggapai bibir pantai menabrak bebatuan. Disekelilingnya, rindang puluhan nyiur menjulang.
Selain Pantai Lewo Awang, keindahan eksotik lainnya terdapat di Pantai Nurabelen dengan pemandangan pesisir Pantai Pasir Putih yang terbentang sepanjang bagian barat Pulau Solor. Keindahan eksotik bernuasa religius juga tersedia di wilayah ini. Gua Maria Rossa Mustika dengan latar belakang hamparan laut luas yang berada di Riangbunga, Desa Riangkaha. Wajah Bunda begitu cantik dengan hiasan selendang adat kain Lamaholot. 

Keindahan Pantai Lewo Awang, Pantai Nurabelen dan Gua Maria Rossa Mustika dan sepanjang Pantai Selatan Ile Bura, menjadi sebuah keniscayaan, jika melihat realitas sarana pendukung di wilayah yang masyarakatnya bermayoritas petani mete tersebut.  Selain jalan yang masih menjadi sesuatu yang urgen di hampir semua wilayah Flotim, juga masalah listrik dan jaringan telekomunikasi handphone. Tiga tahun lalu telah dipersiapkan mulai dari penebangan mete dan kelapa milik warga serta digantikannya dengan  pemasangan tiang-tiang jaringan, namun hingga listrik belum dinikmati warga. 

Hingga kini, masyarakat setempat masih menggunakan lampu pelita dan genzet. Warga pengguna handphone misalnya harus berjalan kaki ke Desa Lewouran sekedar berbincang atau memberikan kabar kepada keluarga, sahabat dan kenalan mereka. Tentu masalah-masalah tersebut bukan hanya sekedar informasi. Keindahan Pantai Lewo Awang di selatan Kecamatan Ile Bura akan terus bercerita seiring gelombang dengan deburan ombak berbusa putih menembus celah-celah bebantuan pantai. Semoga!.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar