Minggu, 17 Mei 2015

AIR TERJUN WAI NUWU

 
AIR TERJUN WAI NUWU DI LEWOBELE. KWMNews--Air Terjun Wai Nuwu terletak di Lewobele, Desa Lewobele, Kecamatan Lewolema,Kabupaten Flores Timur. Lewobele berjarak sekitar 27 KM arah barat tepatnya di Pantai Utara, Kota Larantuka. 




·         Mata Air Terjun Wai Nuwu
“Surga Lewobele, Surganya Kota Larantuka”

SATU LAGI yang layak dijadikan lokasi wisata dan sumber air bersih alternatif, yakni Air Terjun Wai Nuwu yang terletak di Lewobele, Desa Lewobele, Kecamatan Lewolema. Desa Lewobele berada sekitar 25 kilo meter arah barat atau tepatnya berada di wilayah Pantai Utara Kota Larantuka. Desa Lewobele berbatasan dengan Desa Lewokluok di bagian barat dan bagian utara, serta Desa Ile Padung di bagian timur dan laut Flores di bagian utara.
Komunitas Wisata Menulis (KWM) Kabupaten Flotim yang didalamnya merupakan kumpulan sebagian jurnalis, penulis, bloger, dan facebookers, pada Sabtu, 9 Mei 2015, mengakrabi Air Terjun Wai Nuwu. Komunitas Wisata Menulis digagas dan dimotori Wentho Eliando (Wartawan Flores Pos) yang selama ini bertugas meliput di wilayah Kabupaten Flotim. Penelusuran ini dilakukan KWM Flotim berawal dari cerita yang berembus dan penuturan masa lalu nenek moyang kepada sebagian kecil warga di desa tersebut, bahwa di bagian gunung Aho Boang (Anjing Melolong) terdapat tiga tempat air terjun.
Menurut Martinus Lawe Koten, orang pertama yang melihat dan menemukan air terjun dan mata air Wai Nuwu terdapat tiga lokasi air terjun. Lokasi pertama dan ketiga mudah dijangkau. Tapi untuk lokasi ke dua, air terjun Wai Nuwu, sulit dijangkau karena kondisi hutan lebat. “Saya suka berburu. Awalnya saya berburu mulai dari puncak gunung Aho Boang. Saya dengar bunyi air dan ketika saya dekati rupanya air terjun,” ungkap Martinus Koten.
Rasa penasaran tinggi mendorong KWM Flotim melanjutkan perjalanan menuju air terjun pertama yang berjarak sekitar 5 KM dari kampung Lewobele. Sebuah pondok kecil milik warga KWM Flotim bercekrama bersama sekedar mengupas informasi bersama para informan. Medannya cukup berat. Maklum. Pendakian pertama melewati bukit dan mesti melewati onggokan batu-batu. Tapi, tidak bagi Martinus Koten dan Valentinus Bae dan Simon Mukin yang menemani perjalanan.
Dalam perjalanan, terdapat kubangan kecil berbentuk persegi empat yang jaraknya sekitar 3 kilometer dari pusat Desa Lewobele. Ternyata, itu merupakan tempat tangkap air yang mengalir dari mata air Wai Nuwu untuk dialirkan melalui pipa-pipa menuju perkampungan Lewobele. Mata air Wai Nuwu, bisa jadi memberi harapan baru bagi masyarakat Kota Larantuka yang sudah sudah sekian lama dan bertahun-tahun mengalami krisis air bersih. Bisa disurvey dan bisa dilakukan pendekatan pada masyarakat dan pemerintah desa untuk mengatasi masalah tersebut. Air dari mata air pegunungan Wai Nuwu menjadi surganya Lewobele. Dari mata air ini, kebutuhan konsumsi air di Desa Lewobele dapat terpenuhi, meski masih sederhana dibuat perangkap pengairan. Kreatifitas dan inovatif mesti ada dalam benak semua pemangku kepentingan dan terutama pengambil kebijakan. Surga Lewobele, surganya Kota Larantuka.
Tidak berapa lama kemudian, lokasi pertama air terjun Wai Nuwu terlihat. Sungguh elok pemandangannya walaupun hanya sekitar 75 meter tingginya dan  tidak sebanding dengan air terjun yang ketiga di puncak gunung Aho Boang. “Wow...indah nian alam ini. Inilah surganya Lewobele,” ujar beberapa anggota KWM Flotim sepontan.
Matahari perlahan turun keperaduan. Langkah kaki para petualang semakin cepat karena tidak sabar menikmati sang fajar menyingsing mengalahkan siang. Di ujung sana, di pesisir Pantai Lewobele, cahaya kemerah-merahan bercampur kuning membiaskan pesona keindahan dilangit surga Lewobele. ***
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar