Wentho Eliando (Wartawan Flores Pos-Larantuka)
Masyarakat adat
Desa Wisata Lewoklouk di Kecamatan Demon Pagong, Kabupaten Flores Timur
(Flotim) menggelar upacara adat Koke Bale atau upacara memberi kesejukan bagi
masyarakat Demon Pagong. Upacara adat Koke Bale digelar setiap tahun dan
biasanya pada awal atau pertengahan Juni.
Ritual
acara adat Koke Bale diawali dengan membersihkan Koke (Rumah Adat). Setelah
melakukan pembersihan Koke, ditentukan waktu memperbaiki atap Koke yang rusak.
Waktu selanjutnya, setelah memperbaiki atap Koke. Pada bagian bubungan atap
tidak ditutup. Dalam posisi masih terbuka, lalu ditentukan waktu lagi melakukan
upacara Tuhuk Glewong (tutup bubungan atap korke).
Setelah
Tuhuk Glewon, dilakukan ritual adat di mata air Wai Maki. Ritual ini dilakukan
oleh tetua adat. Ada kurban berupa binatang dan membawa ketupat. Dimasak dan
langsung dimakan sampai habis di lokasi mata air. Setelah itu pada hari
berikutnya di gelar serimoni adat di rumah suku Kabelen, suku Lein dan suku
Lewolein.
Dalam
serimoni tersebut, masing-masing menghidupkan dan membawa damar keluar menuju
Koke lalu semuanya kembali ke suku masing-masing. Pada hari berikutnya,
dilakukan upacara penyembelian korban yang dibawah masing-masing suku. Upacara
tersebut dilakukan di areal Koke Bale dan dihadiri semua suku di Lewokluok.
Korban yang disembeli diletakan pada tempat khusus di areal Koke Bale sampai
hari berikutnya dipotong daging kurban untuk di makan.
Rumah-rumah
adat yang ada di areal mengelilingi Koke Bale merupakan rumah suku-suku yang
ada di kampung adat Lewokluok. Uniknya dalam rumah besar suku Kabelen memiliki
3 pintu yang masing-masing merupakan pintu Kabelen Sulung, Kabelen Tengah dan
Kabelen Bungsu. Pada bagian dalamnya terbuka tidak disekati. Hanya memiliki 3
pintu masing-masing. Semua mereka dari suku sudah tahu pintu mana yang mesti
dimasuki dalam rumah suku itu.
Rumah-rumah
suku yang ada tersebut, yakni rumah Suku Kabelen, rumah Suku Lein, rumah Suku
Goran, rumah Suku Beribe (memiliki 4 rumah suku), rumah Suku Nedabang, rumah
Suku Lubur, rumah Suku Leinsoriki (sogekung), rumah Suku Lewati Kumanireng,
rumah Suku Lewohera dan rumah Suku Suban Soge atau Wun Soge. ***